TRENDING, Topinfo.id: Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat merilis data tentang tingkat pengangguran terbuka tahun 2023 menurun pasca pandemi Covid-19.
Dewasa ini bekerja merupakan hal dasar dalam menyambung setiap kebutuhan dan perlengkapan hidup di era moderenisasi saat ini.
Perlu kita ketahui jenjang pekerja dari sektor perdagangan, industri pengolahan makanan, manufaktur otomotif, pendidikan, kesehatan dan lainnya.
Hal ini, sangat perlu di dorong dengan SDM yang memadai. Di lansir dari BPS Jawa Barat, jumlah angkatan kerja pada Februari 2023 sebanyak 25,40 juta orang, naik 0,58 juta orang dibanding Februari 2022.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,44 persen poin dari 66,31 persen menjadi 66,75 persen.
1. Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja
Penduduk usia kerja merupakan semua orang yang berumur 15 tahun ke atas. Penduduk usia kerja cenderung meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk di Jawa Barat.
Diketahui, Penduduk usia kerja pada Februari 2023 sebanyak 38,05 juta orang, naik sebanyak 0,63 juta orang jika dibandingkan Februari 2022.
Sebagian besar penduduk usia kerja merupakan angkatan kerja yaitu 25,40 juta orang, sisanya termasuk bukan angkatan kerja sebesar 12,65 juta orang. Komposisi angkatan kerja pada Februari 2023 terdiri dari 23,39 juta orang penduduk yang bekerja dan 2,01 juta orang pengangguran terbuka.
Apabila dibandingkan Februari 2022, jumlah angkatan kerja meningkat sebanyak 0,58 juta orang. Penduduk bekerja naik sebanyak 0,65 juta orang, sementara pengangguran turun sebanyak 0,07 juta orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami peningkatan dibandingkan Februari 2022.
TPAK pada Februari 2023 sebesar 66,75 persen, naik 0,44 persen poin dibandingkan Februari 2022. TPAK adalah persentase banyaknya angkatan kerja terhadap banyaknya penduduk usia kerja. TPAK mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu negara/wilayah.
Berdasarkan jenis kelamin pada Februari 2023, TPAK laki-laki sebesar 83,44 persen, lebih tinggi dibandingkan TPAK perempuan yang sebesar 49,68 persen.
Jika dibandingkan Februari 2022, TPAK laki-laki dan perempuan mengalami kenaikan, masing-masing sebesar 0,43 persen poin (dari 83,00 persen menjadi 83,44 persen) dan 0,45 persen poin (dari 49,23 persen menjadi 49,68 persen).
2. Karakteristik Penduduk yang Bekerja
Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu terakhir.
Untuk melihat struktur penduduk bekerja, maka perlu diperhatikan karakteristiknya. Karakteristik penduduk bekerja akan disajikan berdasarkan lapangan pekerjaan utama, status pekerjaan utama, pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dan jumlah jam kerja selama seminggu yang lalu.
- Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama
Komposisi penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan utama dapat menggambarkan struktur tenaga kerja di pasar kerja. Berdasarkan hasil Sakernas Februari 2023, tiga lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja paling banyak adalah Perdagangan Besar dan Eceran.
Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor sebesar 21,84 persen. Industri Pengolahan sebesar 17,98 persen, dan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yaitu sebesar 17,79 persen. Pola lapangan pekerjaan dalam menyerap tenaga kerja ini masih sama dengan Februari 2022.
Dibandingkan Februari 2022, lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja terbesar adalah lapangan pekerjaan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (0,20 juta orang), Transportasi dan Pergudangan (0,18 juta orang), dan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (0,16 juta orang).
Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan terbesar dalam menyerap tenaga kerja adalah lapangan pekerjaan Perdagangan Besar dan Eceran. Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (0,11 juta orang)
- Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Tingkat pendidikan dapat mengindikasikan kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Pada Februari 2023, penduduk bekerja masih didominasi oleh tamatan SD ke bawah (tidak/belum pernah sekolah/belum tamat SD/tamat SD), yaitu sebesar 40,52 persen.
Sementara penduduk bekerja tamatan diploma I/II/III dan universitas sebesar 10,63 persen. Distribusi penduduk bekerja menurut pendidikan masih menunjukkan pola yang sama dengan Februari 2022.
Dibandingkan dengan Februari 2022, penduduk bekerja berpendidikan Sekolah Dasar ke bawah, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Umum mengalami peningkatan persentase, masing-masing sebesar 1,02 persen poin, 1,26 persen poin dan 1,42 persen poin.
Sementara penduduk bekerja dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, diploma I/II/III, dan universitas mengalami penurunan persentase, dengan penurunan terbesar pada pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, yakni sebesar 2,02 persen poin.
3. Karakteristik Pengangguran
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja.
Kemudian, hasil Sakernas Februari 2023 menunjukan tingkat pengangguran terbuka sebesar 7,89 persen. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar tujuh orang penganggur. Pada Februari 2023, TPT mengalami penurunan sebesar 0,46 persen poin dibandingkan dengan Februari 2022 (8,35 persen).
4. Dampak Pandemi Covid-19
Berdasarkan hasil Sakernas Februari 2023, penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 dikelompokkan menjadi empat komponen yaitu: (1) pengangguran karena Covid-19. (2) Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19. (3) sementara tidak bekerja karena Covid-19, dan (4) penduduk bekerja mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19.
Kondisi (1) dan (2) merupakan dampak pandemi Covid-19 pada mereka yang berhenti bekerja, sedangkan kondisi (3) dan (4) merupakan dampak pandemi Covid-19 yang dirasakan oleh mereka yang masih bekerja.