POLITIK, Topinfo.id: Waketum PKB, Jazilul Fawaid menilai tidak ada rekam jejak Anies, mainkan isu politik identitas dalam kontestasi politik. Dirinya juga menilai agama Islam kerap jadi korban.
Jazilul Fawaid juga mengunggkapkan bahwa, sangsi terhadap tuduhan sejumlah pihak yang menyebut Anies menggunakan politik identitas. Sejak menang Pemilihan Gubernur DKI 2017. Menurutnya, narasi tersebut dibuat untuk menjelekkan nama Anies.
Waketum PKB tersebut, bahkan menyebut isu politik identitas yang ditudingkan adalah upaya untuk merusak nama Anies Baswedan selaku mantan Gubernur DKI Jakarta.
“Di mana politik identitasnya Pak Anies? Di mana rekam jejak Anies dalam memainkan politik identitasnya? Saya harus sampaikan ini supaya tidak salah paham,” ungkap Jazilul Fawaid, Kamis (24/11/2022).
Gus Jazil, sapa akrabnya Jazilul Fawaid, mengatakan, meski sikap politik di Pilpres 2024 bisa saja berbeda. Akan tapi PKB tetap melakukan penilaian secara objektif. Dirinya tidak melihat sedikit pun rekam jejak Anies pernah mainkan isu politik identitas.
“Liat saja ketika menjadi Gubernur, ketika menjadi aktivis, enggak ada. Itu semua, menurut saya sedang dibuat semacam pembusukan kepada Pak Anies,” ungkap Gus Jazil yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI.
Agama Islam Kerap Jadi Korban
Jazilul berpendapat Agama Islam kerap jadi korban narasi yang membahayakan dan dimanfaatkan jelang pemilu.
Padahal, menurutnya, politisasi hukum dan kapital lebih berbahaya ketimbang meributkan agama. Dia menduga isu politisasi agama sengaja dibuat-buat dan dibiayai pihak tertentu.
“Selalu agama ini menjadi korban dianggap politisasi agama berbahaya. Memang, akan tetapi lebih dari itu menurut saya kita juga harus mewaspadai bahayanya politisasi hukum dan politisasi kapital,” ungkap Jazil.
Dirinya mengatakan bahwa, agama pada prinsipnya terus menyampaikan kedamaian. Jazilul menolak jika agama secara natural mengajarkan kekerasan. Apalagi hanya dimanfaatkan untuk kepentingan politik semata.
“Ada kelompok yang mengatasnamakan agama. Seperti halnya juga politisasi kapital. Ada segelintir elit kekuasaan pemilik modal yang ngaturnya. Hal ini juga harus diwaspadai juga,” pungkasnya.
Diketahui, Anies yang saat itu berpasangan dengan Sandiaga Uno memenangkan Pilgub DKI 2017. Pilkada itu berlangsung dua putaran.
Anies-Sandi melawan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat dan Agus HarimurtiYudhoyono (AHY) dan Sylviana Murni.