Sabtu, September 23, 2023
spot_img

Putin, Zelensky dan China, Siapkan Ruang Perdamaian Rusia-Ukraina

Editor:Ujang Nana

INTERNASIONAL, Topinfo.id: Perang antara Rusia dan Ukraina telah memasuki hari ke-420 sejak diluncurkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari 2022.

Sergey Lavrov selaku Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia menyebutkan negaranya tertarik untuk mengakhiri konflik di Ukraina sesegera mungkin. Hal ini disampaikan Lavrov selama konferensi pers bersama dengan Menlu Brasil Mauro Vieira di Istana Itamaraty di Brasilia pada Senin waktu setempat.

“Jelas bahwa kami tertarik untuk melihat konflik Ukraina berakhir secepat mungkin,” kata Lavrov, Rabu (19/4/2023).

Namun ia tak menjelaskan pasti bagaimana ini akan terealisasi. Sebelumnya Ukraina sendiri menegaskan, tak akan menghentikan pertempuran jika Rusia tak menyerahkan wilayah yang dianeksasi termasuk Krimea pada 2004.

AS & Sekutu Lempar Bom Baru ke Nuklir Rusia

Inggris, Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang, serta Prancis, sepakat untuk melepas ketergantungan pada Rusia dalam industri nuklir. Hal ini menjadi “bom” baru barat ke Rusia setelah pasukan Kremlin menyerang Ukraina.

Dalam keterangan resmi pemerintah Inggris, di ajang pertemuan G7, kelima negara melakukan kolaborasi dalam pengadaan bahan bakar nuklir untuk mendukung pasokan energi yang stabil untuk armada reaktor yang beroperasi saat ini. Pasalnya, Rusia sebelumnya memainkan peran vital dalam rantai pasok nuklir dunia.

“Inggris telah berada di jantung upaya global untuk mendukung Ukraina, mengalahkan Putin, dan memastikan baik dia maupun orang seperti dia tidak akan pernah berpikir bahwa mereka dapat menahan dunia untuk menebus energi mereka lagi,” ujar Sekretaris Keamanan Energi, Grant Shapps.

“Ini adalah langkah penting berikutnya, bersatu dengan negara lain untuk menunjukkan kepada Putin bahwa Rusia tidak diterima lagi, dan dalam menopang keamanan energi global kita dengan menggunakan pasokan bahan bakar nuklir internasional yang andal dari sumber yang aman dan terjamin,” tambahnya.

Putin-Zelensky Turun Gunung

Sementara itu, Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky turun gunungbke lokasi perang. Keduanya melakukan hal tersebut di hari yang sama.

Diketahui, Putin melakukan perjalanan langka untuk bertemu dengan komandan militer dan pasukan Rusia yang bertempur di Ukraina Timur.

Dalam perjalanan tersebut, Putin mengunjungi markas besar pasukan yang terletak di wilayah Kherson di Ukraina selatan, wilayah yang sebagian diduduki oleh pasukan Rusia. Di sana ia diberi pengarahan tentang situasi militer oleh komandan angkatan udara dan tentara.

“Saya tidak ingin mengalihkan perhatian Anda dari tugas langsung Anda terkait komando dan kontrol, jadi kami bekerja di sini secara bisnis, singkat, tetapi konkret,” ujar Putin.

“Penting bagi saya untuk mendengar pendapat Anda tentang bagaimana situasi berkembang, untuk mendengarkan Anda, untuk bertukar informasi,” ungkap Putin.

Putin juga terlihat meminta komandan militer untuk melaporkan situasi di Kherson dan Zaporizhzhia di dekatnya di selatan Ukraina, yang juga sebagian diduduki oleh pasukan Moskow. Putin jarang mengunjungi pasukan Rusia di Ukraina, dan ini adalah kunjungan pertama presiden ke wilayah Kherson.

Sementara itu, Zelensky juga mengunjungi tentara di garis depan di wilayah Donetsk. Dirinya datang untuk membesarkan hati para pejuang Ukraina di medan pertempuran.

“Senang bagi saya untuk melihat Anda, serta mengetahui bahwa Anda memegang masa depan Ukraina di tangan Anda. Saya bangga mengadakan pertemuan ini. Saya bangga bahwa ada orang-orang kuat di Ukraina,” kata Zelenskyy.

“Hal-hal terjadi berkat kamu. Hati-hati di jalan. Masa depan kami bergantung pada Anda,” tambahnya.

Diketahui, saat di Donetsk, Zelensky bertemu dengan pasukan yang terluka di rumah sakit setempat. Tidak hanya itu, ia juga menghadiahkan medali layanan untuk beberapa pasukan.

Korban Tewas 8500 Jiwa Lebih

PBB menyebut lebih dari 8.534 warga sipil tewas sejak dimulainya perang. Kemudian sebanyak 14.370 orang cedera di Ukraina sejak Rusia menginvasi.

Komisaris Tinggi PBB bidang HAM mengatakan, jumlah korban tewas di Ukraina kemungkinan lebih tinggi karena konflik bersenjata dapat menunda laporan kematian.

“Angka-angka ini hanyalah puncak gunung es. Sebagian besar korban disebabkan oleh penggunaan senjata peledak. Hal ini berdampak luas oleh pasukan Rusia di lingkungan perumahan,” ungkap Volker Turk.

Dapatkan update berita terbaaru setiap hari dari Topinfo.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Topinfo News Update", caranya klik link https://t.me/topinfoid_update, kemudian klik join.

Bagikan artikel

RELATED ARTICLES
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

- Advertisment -
Google search engine
- Advertisment -spot_imgspot_img