INTERNASIONAL, Topinfo.id: Indonesia telah menjalin kerjasama strategis di bidang pertahanan, salah satunya kontrak kerja sama pembuatan jet tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan.
Direktur Teknologi dan Industri Pertahanan Ditjen Potensi Pertahanan, Kementerian Pertahanan, Marsekal Pertama TNI Dedy Laksmono, menyebut alasan Korea Selatan menjadi mitra strategis Indonesia karena mereka berkomitmen untuk melakukan transfer teknologi jet tempur.
Artinya, Negeri Ginseng tidak hanya menjual alat utama sistem senjata (alutsista), tetapi juga berkomitmen membantu Indonesia mengembangkan industri pertahanan di Tanah Air.
Dalam perjanjian ini, Korea Selatan menanggung 60% pembiayaan dan sisanya dibagi rata melalui skema sharing cost antara Indonesia dan Korea Aerospace Industry (KAI) masing-masing 20%.
Total cost share yang harus dibayar oleh Pemerintah Indonesia berkisar Rp24,8 triliun. Adapun, Indonesia baru membayar 17% dari kewajibannya, sementara sisanya 83% belum dilunasi hingga saat ini.
Dedy mengakui ada masalah terkait anggaran yang terbatas dari Kementerian Keuangan.
Dirinya juga menjelaskan, Kementerian Pertahanan hanya mendapat total anggaran senilai Rp1,5 triliun untuk 2024.
Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp1,25 triliun sudah dialokasikan untuk membayar utang ke Korea Selatan.
Meski sudah mengalokasikan 83% dari total anggaran. Angka tersebut, masih jauh dari cukup untuk melunasi utang ke Korea Selatan yang totalnya sekitar Rp14 triliun.
Kendati terkendala masalah anggaran, Dedy memastikan bahwa Pemerintah Indonesia masih berkomitmen untuk menyelesaikan kewajibannya dalam program kerja sama tersebut.
“Kita belum bisa penuhi, tapi komitmen kita harus dilanjutkan. Kita malu juga, ibaratnya sudah sepakat tapi dalam perjalanan tidak sepakat karena ada batasan dari APBN,” kata Dedy, Jumat (27/10/2023).
Menyoal tahun politik dan pergantian pemerintahan pada 2024, Dedy memastikan hal itu tak bakal menjadi masalah berarti dalam mewujudkan komitmen kerja sama proyek jet tempur Indonesia-Korea.
“Ini adalah program prioritas nasional. Siapapun pemerintahnya harus dilanjutkan,” ungkapnya.
Korea Selatan Berkomitmen Lanjutkan Kerjasama
Dalam kesempatan yang sama, Chief Representative Officer dari Korea Aerospace Industry (KAI), Woo Bong Lee mengatakan bahwa Korea juga berkomitmen untuk melanjutkan kerja samanya dengan Indonesia. Bagi Korea, Indonesia adalah negara yang memiliki potensi besar.
“Sebagai perusahaan asing, kami melihat Indonesia sangat atraktif karena teritorinya yang luas. Serta kebutuhan yang besar akan peralatan militer,” ujarnya.
Woo menambahkan, Korea sudah menghabiskan dana yang sangat besar untuk program pengembangan jet tempur KFX/IFX. Untuk itu, saat ini pihaknya masih terus menunggu Indonesia memenuhi kewajibannya.
“Jadi, ya kami masih menunggu (pembayaran), dan ingin tetap melanjutkan kemitraan dengan Indonesia, termasuk juga dengan PT Dirgantara Indonesia,” kata Woo lagi.