Sabtu, September 23, 2023
spot_img

Pasca Amerika Ke Ukraina, Ancaman Perang Nuklir Putin Makin Nyata

Editor:Ujang Nana

INTERNASIONAL, Topinfo.id: Presiden Rusia Vladimir Putin umumkan pembekuan perjanjian New START. Menandakan kian nyata Acaman perang nuklir Rusia, pasca Amerika kunjungi Ukraina.

Pengumumkan tersebut, disampaikan selama pidatonya di kedua majelis parlemen Rusia. Ia juga menyampaikan bahwa Barat berusaha menghancurkan Rusia.

“Putin juga mengajukan rancangan undang-undang tentang penangguhan ke Duma, majelis rendah parlemen, yang akan mempertimbangkannya dan akan mengambil keputusan segera,” ungkap Vyacheslav Volodin selaku pembicara Duma dalam sebuah pernyataannya, Rabu (22/02/2023).

Perjanjian Pembatasan Suku Cadang Pemicu Perang Nuklir

Diketahui perjanjian tersebut, telah ditandatangani pada tahun 2010 dan diperpanjang hingga 2026. Isi perjanjiannya adalah, pembatasan suku cadang pemicu perang nuklir.

Dimana Moskow dan Washington berkomitmen untuk mengerahkan tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis, maksimal 700 rudal jarak jauh dan bom.

Akan tetapi, Rusia akan terus mengamati batasan jumlah hulu ledak nuklir yang dapat digunakannya di bawah perjanjian New START. Meskipun ada keputusan untuk menangguhkan partisipasi dalam perjanjian tersebut.

“Untuk mempertahankan tingkat prediktabilitas dan stabilitas yang memadai di bidang rudal nuklir, Rusia bermaksud untuk mematuhi pendekatan yang bertanggung jawab. Serta akan terus mengamati secara ketat pembatasan kuantitatif yang diatur oleh perjanjian New START pada siklus hidup perjanjian tersebut,” ungkap Moskow dalam sebuah pernyataan.

Rusia juga menyatakan akan terus memberi tahu Amerika Serikat tentang peluncuran uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) yang direncanakan.

Kritik Untuk Rusia dan Ancaman Perang Nuklir

Sebelumnya Amerika Serikat, NATO, serta kekuatan nuklir lainnya Inggris dan Prancis telah menyampaikan kritik atas keputusan Putin, yang telah menginvasi Ukraina selama hampir setahun.

Dalam pernyataannya, Moskow menyalahkan Amerika Serikat atas keputusan Rusia untuk menangguhkan perjanjian tersebut. Menuduh Washington tidak mematuhi ketentuannya dan mencoba merusak keamanan nasional Rusia.

“Ada banyak alasan untuk menyatakan bahwa kebijakan AS ditujukan untuk merusak keamanan nasional Rusia. yang secara langsung bertentangan dengan prinsip dan pemahaman mendasar yang diabadikan dalam pembukaan perjanjian,” Ungkapnya.

Moskow mengatakan realitas geopolitik mendasar yang mendasari penandatanganan perjanjian itu telah berubah. Dikatakan ketentuan itu telah menjadi sepihak, dan menguntungkan Amerika Serikat.

Inspeksi persenjataan nuklir yang diizinkan di bawah News START ditangguhkan pada Maret 2020 karena pandemi Covid-19. Rusia juga membatalkan pembicaraan November lalu tentang dimulainya kembali saling inspeksi.

Moskow mengatakan tidak menentang untuk melanjutkan partisipasi seandainya kebijakan Amerika Serikat terhadap Rusia berubah.

“Keputusan untuk menangguhkan partisipasi dalam New START dapat dibatalkan. Untuk melakukan ini, Washington harus menunjukkan kemauan politik dan melakukan upaya itikad baik untuk deeskalasi umum,” ungkap kementerian luar negeri Rusia.

“Kami yakin bahwa potensi perjanjian dalam hal kontribusinya untuk memperkuat keamanan internasional dan stabilitas strategis masih jauh,” ungkapnya.

Putin menekankan dalam pidatonya bahwa Rusia hanya menangguhkan, bukan menghentikan, keikutsertaannya dalam perjanjian New Start.

Untuk diketahui bahwa, Rusia dan Amerika Serikat bersama-sama memegang 90% hulu ledak nuklir dunia.

Dapatkan update berita terbaaru setiap hari dari Topinfo.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Topinfo News Update", caranya klik link https://t.me/topinfoid_update, kemudian klik join.

Bagikan artikel

RELATED ARTICLES
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

- Advertisment -
Google search engine
- Advertisment -spot_imgspot_img