Berita Utama

Selasa, 22 April 2025
Selasa, April 22, 2025
spot_img

Singgung Dwi Fungsi ABRI, Tokoh Muda Jabar Kritik Revisi RUU TNI

DAERAH, Topinfo.id: Tokoh Pemuda Jawa Barat (Jabar) mengkritik soal revisi Rancangan Undang-undang (RUU) TNI, dan menyinggung soal Dwi Fungsi ABRI.

Jajad menilai fenomena ini adalah Nostalgic Revival, karena cenderung membangkitakn kembali era orde baru.

Ia mengungkapkan bahwa setiap individu atau kelompok memiliki kecenderungan untuk mengaktifkan kembali imajinasi masa lalunya.

Orang Sunda, misalnya, ingin menghidupkan kejayaan Kerajaan Padjajaran, sementara orang Jawa membayangkan kembali kejayaan Majapahit.

Begitu pula individu yang dibesarkan dalam organisasi tertentu, di mana alam bawah sadar mereka memiliki kecenderungan untuk membangkitkan kejayaan lembaga yang pernah membentuknya.

Menurut Jajad, Presiden Prabowo Subianto merupakan sosok yang dibesarkan dalam lingkungan TNI, sebuah institusi yang memiliki peran besar di era Orde Baru melalui konsep Dwi Fungsi ABRI.

Dengan kewenangan yang dimilikinya saat ini, sangat mungkin Prabowo memiliki keinginan untuk menghidupkan kembali imajinasi kejayaan TNI pada masa lalu.

Jajad menjelaskan bahwa dalam ilmu Desain Komunikasi Visual (DKV), terdapat fenomena yang disebut “Retrotrend” atau “Nostalgic Revival”, yaitu pengulangan tren masa lampau yang kembali populer.

Konsep ini tampak relevan dengan pembahasan revisi UU TNI, yang salah satu isu krusialnya adalah memungkinkan TNI kembali menduduki jabatan sipil sebuah praktik yang pernah diterapkan pada masa Orde Baru.

“Jika revisi RUU TNI ini disahkan, maka pemerintah sedang mengadopsi konsep Revivalism, yang dalam dunia desain berarti menghidupkan kembali gaya lama. Namun, karena yang dihidupkan kembali adalah konsep dari era 1970-an hingga akhir 1990-an, maka ini lebih tepat disebut sebagai Retro Design,” ujar Jajad.

Lebih lanjut, ia mengibaratkan bahwa dalam desain, nostalgic design menggunakan elemen visual untuk membangkitkan kenangan emosional masa lalu.

Begitu pula dalam konteks politik dan pemerintahan, Prabowo tampak ingin membangkitkan kembali kejayaan TNI dalam panggung sipil.

Namun, Jajad menekankan bahwa kebangkitan konsep masa lalu ini memiliki manfaat dan madharatnya yakni:

Manfaat
  • Menghubungkan emosi masyarakat dengan kenangan masa lalu.
  • Membangkitkan kebanggaan terhadap TNI di kalangan loyalisnya.
Madharat
  • Ambiguitas interpretasi. Kenangan emosional terhadap masa lalu bersifat subjektif; bagi satu kelompok, hal ini bisa membangkitkan kebanggaan, tetapi bagi kelompok lain, bisa dianggap sebagai kemunduran demokrasi.
  • Potensi penyalahartian pesan. Tafsiran terhadap RUU ini bisa berbeda antara rakyat dan pemerintah, sehingga dapat menimbulkan ketegangan sosial.

Jajad MS menutup pandangannya dengan mengingatkan bahwa meskipun konsep nostalgia bisa menjadi alat yang kuat dalam membentuk persepsi publik.

“Kebijakan negara seharusnya tidak hanya didasarkan pada romantisme masa lalu, tetapi juga mempertimbangkan realitas dan tantangan masa depan,” ungkapnya.

Dapatkan update berita terbaaru setiap hari dari Topinfo.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Topinfo News Update", caranya klik link https://t.me/topinfoid_update, kemudian klik join.

Bagikan artikel

RELATED ARTICLES
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -
Google search engine
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

- Advertisment -
Google search engine
- Advertisment -
Google search engine