Daerah, Topinfo: Salah Seorang warga Lumbung, Kabupaten Ciamis, Kiki sudah belasan tahun beternak Itik Serati atau Entog (dalam bahasa Sunda) untuk menambah pemasukan keluarganya.
Kiki menjelaskan awa mula dia beternak Entog karena perawatan yang mudah dan salah satu jenis hewan yang tahan akan penyakit yang biasa menyerang unggas.
“Hampir sepuluh tahun lebih, saya beternak Entog untuk memenuhi perekonomian keluarga,” ungkapnya.
Dirinya menuturkan jika modal yang dikeluarkan pertama kali beternak sebesar 400.000 rupiah dengan dia ekor betina dan satu pejantan.
“Dari situ saya berhasil mengembangkan Entog untuk dijual,” ungkap Kiki.
Dari modal dua ekor betina dan satu pejantan, kini Kiki bisa mendapatkan omset sebesar 1,5 juta setiap bulannya.
Asal Usul Itik Serati
Bernama latin Cairina moschata, menurut Wikipedia hewan ini berasal dari Amerika Latin dan Amerika Tengah.
Itik Serati masuk ke dalam keluarga bebek yang bisa dimanfaatkan dagingnya atau telur untuk dikonsumsi.
Mempunyai ukuran yang lebih besar dari bebek, olahan dagingnya bisa dijadikan makanan yang lezat.
Daging entog mengandung protein tinggi 16,13 – 19,53 %, rendah lemak 5,71 – 8,16 %.
Bobot berat Entog pejantan bisa mencapai 3 kilogram dengan ukutan 86 centimeter. Sedangkan betina memiliki bobot 1,3 kilogram dengan ukuran 64 centimeter.
Jenis-jenis Entog
Hewan ini memiliki beberapa jenis, selain untuk dikonsumsi ternyata ada Entog hias.
Entog hias memiliki harga yang cukup fantastis, satu ekornya bisa mencapai harga 10 juta.
Ada lima jenis Entog, yaitu Entig Jali, Entog Jumbo, Entog Rambon, Entog Mocha Mata Merah, dan Entog Dragon.
